Nutrisi adalah ilmu yang masih baru, dan masih banyak yang belum kita ketahui tentang bagaimana makanan memengaruhi kesehatan. Namun, satu hal yang disetujui para ahli adalah bahwa serat benar-benar merupakan hal yang baik.
Serat adalah jenis karbohidrat yang tidak dapat dicerna oleh tubuh Anda. Serat ditemukan dalam makanan nabati yang belum diolah, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Academy of Nutrition and Dietetics merekomendasikan setidaknya 38 gram serat per hari untuk pria berusia 50 tahun ke bawah, dan setidaknya 25 gram per hari untuk wanita berusia 50 tahun ke bawah. Jumlah yang direkomendasikan untuk pria dan wanita di atas 50 tahun berkurang menjadi masing-masing 30 gram dan 21 gram. Itu karena konsumsi kalori secara keseluruhan cenderung menurun seiring bertambahnya usia.
Sebagai referensi, sepotong roti gandum mengandung sekitar 2 gram serat, apel berukuran sedang dengan kulit mengandung 4 gram, dan secangkir buncis matang mengandung 12,5 gram.
Ada dua jenis serat, masing-masing dengan manfaat kesehatan yang unik. Serat larut larut menjadi gel selama proses pencernaan, sedangkan serat tak larut tetap utuh. Jika Anda mengonsumsi berbagai makanan nabati setiap hari, kemungkinan besar Anda akan mendapatkan campuran yang baik dari keduanya.
Sayangnya, kebanyakan orang dewasa Amerika hanya mengonsumsi sekitar setengah dari jumlah serat yang direkomendasikan. Harvard Health melaporkan pada tahun 2019 bahwa kebanyakan dari kita mengonsumsi antara 10 dan 15 gram per hari. Itu menjadi masalah karena serat berperan penting dalam menjaga tubuh kita tetap sehat dan mencegah penyakit. Jika Anda menduga bahwa asupan serat Anda sendiri kurang, berikut adalah empat alasan kuat untuk meningkatkan asupan makanan kaya serat.
1. Mengurangi risiko diabetes
Sebuah artikel tahun 2018 yang diterbitkan dalam The Journal of Nutrition meneliti bukti yang ada tentang asupan serat dan diabetes. Temuan utamanya: Orang dewasa yang mengonsumsi setidaknya jumlah serat yang direkomendasikan (25 gram per hari untuk wanita, 38 gram per hari untuk pria) secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari. Selain itu, serat yang ditemukan dalam biji-bijian utuh mungkin paling efektif dalam mencegah diabetes.
2. Menstabilkan gula darah Anda
Alasan utama mengapa serat mengurangi risiko diabetes adalah karena serat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Uji coba terkontrol acak tahun 2017 yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition mengamati bagaimana serat memengaruhi kadar gula darah penderita diabetes tipe 2 setelah makan. Orang yang mengonsumsi 15 gram serat saat sarapan memiliki kadar gula darah lebih rendah daripada mereka yang mengonsumsi lebih dari 3 gram serat, meskipun kedua kelompok mengonsumsi jumlah kalori yang sama.
3. Membantu menjaga keteraturan
Ada dua jenis serat. Serat larut larut menjadi gel selama proses pencernaan, sedangkan serat tak larut tetap utuh saat bergerak melalui tubuh Anda. Kedua jenis serat tersebut memainkan peran unik dalam menjaga Anda tetap teratur. Serat larut membantu feses Anda keluar dengan lancar melalui usus, sedangkan serat tak larut menambah volume feses dan membuatnya terus bergerak. Menurut Departemen Pertanian AS (USDA) , kedua jenis serat tersebut membantu mencegah sembelit.
4. Dapat menurunkan kolesterol, mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke
Asosiasi Jantung Amerika merekomendasikan untuk mengonsumsi setidaknya 25 gram serat per hari, karena serat menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Itu karena serat mengurangi jumlah kolesterol yang diserap ke dalam aliran darah Anda, sehingga menurunkan kadar kolesterol LDL Anda dari waktu ke waktu. Makanan berserat tinggi juga memiliki manfaat lain yang menyehatkan jantung , seperti mengurangi tekanan darah dan peradangan kronis.
Cara meningkatkan asupan serat Anda
Untuk mencapai target serat harian Anda, usahakan untuk mengonsumsi 8 hingga 10 gram serat di setiap waktu makan. Anda dapat melakukannya dengan memilih biji-bijian utuh daripada biji-bijian olahan, mengisi setengah piring Anda dengan buah-buahan dan sayuran, dan mengonsumsi protein nabati seperti kacang-kacangan dan polong-polongan.